"Tak perlu berlebihan. Yang pertengahan saja. Yang sederhana saja"

Selasa, 02 Agustus 2016

Merantau

Agustus 02, 2016 Posted by Salam Fadillah Alzah No comments
Petang di Jatipadang ini selalu sama; macet dan bising. Katanya, "Ibu Kota lebih kejam dari Ibu Tiri." Lalu kenapa menetap hingga lebih setahun?

Pertanyaan dasarnya; Kenapa harus keluar daerah? Sederhana; karena pikiran akan lebih terbuka, walaupun ego masa muda selalu membentak. Culture-shock pun menjadi bumbu menarik disetiap perjalanan. Sebenarnya jika bisa, ingin hati membawa badan merantau lebih jauh dari ini.

Salah seorang ulama tabi'in ditanya oleh muridnya, "Kenapa kamu bisa mendapatkan ilmu dan pemahaman yang kuat seperti sekarang?", beliau rahimahullah menjawab, "Karena aku (merantau) keluar dari daerahku."

Ibunda Imam Syafi'i harus rela meninggalkan Gaza menuju Madinah, mengantarkan sang anak belajar pada muara ilmu, Sang Imam Hadits Madinah, Imam Malik ibn Anas rahimahullah.

Ketika besar, Imam Syafii kembali merantau diberbagai daerah, seperti Baghdad dan Mesir.

Di Baghdad ia bersama Imam Ahmad, di Mesir ia bertemu murid-murid Imam Laits ibn Saad yg buku-bukunya memberi pengaruh besar pada pemahaman Imam Syafii yang mampu menengahi Ahlu Ra'y murid-murid Imam Abu Hanifah dan Ahlu Hadits murid-murid Imam Malik ibn Anas -rahimahumullah- yang terus menerus bertikai.


Bagaimana jika tak punya daya keluar daerah?

Manfaatkan sumber daya sekitar semaksimal mungkin. Imam Ibnu Hazm adalah seorang ulama yang tidak keluar dari Andalusia. Hidupnya berputar-putar didalam wilayah Andalusia karena faktor politik yang tak menentu.

Lalu, merantau atau tidak? Dua-duanya pilihan. Apa artinya merantau jika tak menjadi lebih baik? Rugi! Apa artinya menetap jika tak ada perubahan? Pailit!

Masing-masing punya tantangan. Tak hidup di tanah kelahiran tak selalu menyusahkan, hidup di tempat awal membuka mata pun tak selalu mengasyikkan. Masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan.

Semuanya kembali kepada diri masing-masing; ingin berubah atau menjadi ikan mati yang mengikuti arus.


Jakarta Selatan, 2 Agustus 2016


~Alza Maligana

0 komentar:

Posting Komentar