"Tak perlu berlebihan. Yang pertengahan saja. Yang sederhana saja"

Rabu, 27 April 2016

Antara Kesultanan Buton, Bone, dan Gowa-Tallo

April 27, 2016 Posted by Salam Fadillah Alzah 4 comments
Setiap kali melihat patung ini di Bandara Sultan Hasanuddin, saya teringat kembali hubungan antara Buton atau Wolio, Bone, dan Gowa-Tallo. Patung ini adalah replika Sultan Hasanuddin I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe, Raja Gowa 16. Semoga Allah merahmati beliau. 

Kami masyarakat Wolio sudah menjalin hubungan diplomasi dengan Kerajaan Gowa sejak dulu. Diantaranya, Ketika Karaeng Tunipasulu, Raja Gowa Ke 13, keluar dari Gowa karena sesuatu & lain hal lalu menuju Luwu & masuk Islam disana, beliau hijrah ke Tanah Buton dan mendapatkan suaka dari Sultan Buton. Karaeng Tunipasulu wafat di Buton dan dimakamkan dibagian depan dalam Benteng Wolio.

Begitupun dg Kerajaan Bone, Wolio terikat hubungan diplomasi dan kekerabatan.

Ketika pasukan Sultan Hasanuddin mengejar Raja Bone, Arung Palakka, yang didiskreditkan dg gelar Sang Pengkhianat (?), ia meminta perlindungan kepada Raja Wolio, Sultan Aidul Rahim. Semoga Allah merahmati mereka.

Tentunya sangat berat jika tidak melindungi "saudara". Semboyan "Bone rilau, Butung riaja (Bone di barat, Buton di Timur)" atau "Bone adalah Buton di Barat, Buton adalah Bone di Timur" menjadi simbol persaudaraan antara Bone & Butung atau Buton. Sayangnya, hanya sedikit pemuda Bone yang tahu.

Dan, sangat berat juga jika tidak memberi jawaban memuaskan kepada Kesultanan Gowa Tallo mengenai keberadaan Arung Palakka. Sempurna seperti simalakama.

Maka, Sultan Buton memberikan jawaban ke pasukan Sultan Hasanuddin, "Arung Palakka tidak ada diatas tanah Wolio (Buton). Jika kami berbohong, kami rela pulau ini ditutupi oleh air!", tegas Sultan Buton saat itu.

Apakah Sultan kami berbohong? Tidak. Dalam Islam, ini disebut tauriyah, boleh digunakan dalam kondisi genting dan darurat. Arung Palakka memang tidak diatas tanah Buton, tapi dibawah tanah Buton, bersembunyi didalam ceruk seukuran badannya, kemudian kini diberi nama "Goa La Tondu". Ya, La Tondu adalah panggilan Arung Palakka di Tanah Wolio atau Buton.

Apa kami membenci Gowa Tallo? Tidak. Berorganisasi dan menjadi penengah itu sulit. Setiap pilihan ada resiko yang akan dijalani, seperti apa yang dialami Sultan Buton saat itu.

Kami tetap mencintai Raja Gowa, Raja Bone, dan Raja Buton. Kita bersaudara di tanah yang berbeda. Adapun apa yang menjadi penyebab perpecahan antara dua kerajaan besar itu, saya pribadi lebih memilih diam. Masing-masing memiliki kesalahan, dan masing-masing memiliki kebenaran. Semoga Allah merahmati mereka semua.

~Alza Maligana

4 komentar:

  1. Salam dari Tanah Bugis Soppeng SaudaraKu. sejak kecil saya selalu diberitahu jika orang Buton adalah saudara dekat suku Bugis. benar bahwa alasanx adalah karna Sultan Buton pernah melindungi Raja kami Bugis Bone dan Bugis Soppeng. Arung Palakka adalah sosok pahlawan bagi kami meski sebagian pihak terlanjur mencapnya sebagai Penghianat.

    BalasHapus
  2. Salam dari tanah Buton.

    Semoga persaudaraan dua tanah tetap terjalin, semoga saudara-saudara Bugis Bone Soppeng tetap dalam rahmat Tuhan ��

    BalasHapus
  3. Amin yaa rabbal alamin semoga persaudaraan Bugis buton tetap terjalin selamanya

    BalasHapus
  4. Kata orang tuaku Bone Buton punya hubungan persaudaraan yg kuat. Semoga generasi Bone Bugis dan Buton tetap menjaga hubungan yg baik.

    BalasHapus