"Tak perlu berlebihan. Yang pertengahan saja. Yang sederhana saja"

Selasa, 25 Juli 2017

Ketidaktahuan dan Sebuah Profesionalisme

Juli 25, 2017 Posted by Salam Fadillah Alzah , , , No comments
Apakah anda pernah ditanya tentang sesuatu, tetapi anda tidak mengetahui jawabannya? Karena khawatir dengan reputasi diri, anda menjawab sekenanya, sementara anda tidak punya cukup bukti untuk menguatkan statement anda.

Di suatu sesi kuliah, salah satu teman saya bertanya tentang masalah di dunia marketing industri otomotif, lalu meminta tanggapan konstruktif dari beliau. Dosen khidmat mendengarkan lalu terdiam, tertunduk beberapa detik kemudian berkata;

“Saya tidak berani menjawab, saya tidak punya data tentang itu. Saya tidak tahu.”

Saya tersentak dengan jawaban, “Saya tidak tahu”. Sepintas bagi yang tidak mengerti akan memberi komentar, “Dosen payah, segitu saja gak bisa jawab.” Keberanian beliau yang berkata, “saya tidak tahu”, adalah sebuah profesionalitas yang begitu tinggi. Butuh kebesaran jiwa untuk mengakui ketidaktahuan. Padahal, jika seandainya beliau mengeluarkan teori-teori lalu dicocok-cocokkan dengan fakta umum untuk menghukumi masalah khusus, kita bisa saja percaya.

Ada tanggung jawab yang beliau pikul sebagai pendidik. Sekalipun beliau hafal berbagai hukum, teori, hingga asumsi dari penelitian-penelitian dan segudang pengalamannya, beliau tetap memilih tidak menjawab kasus tersebut karena beliau tidak punya data dan informasi.

Dosen yang saya maksud dalam tulisan ini bukanlah dosen biasa. Beliau adalah Prof. Dr. Ferdinand Dehoutman Saragih, MA. Beliau adalah Ketua Dewan Guru Besar di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga menjadi Guru Besar Luar Biasa di Universitas Brunei Darussalaam dan National University of Singapore.


Karena beliau, sekelas kami menjadi semakin berhati-hati menjawab pertanyaan dari teman-teman. Ada satu kalimat yang sering beliau sampaikan ketika membawakan materi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan strategi bisnis, terus terngiang-ngiang di kepala kami;

“Don’t explain anything if you don’t have the data !”

Ingatlah baik-baik kawan, teori yang kita pelajari adalah alat untuk membedah. Setiap masalah memiliki alat bedah masing-masing. Jika alat bedah yang digunakan salah, maka yang ditemukan bukanlah solusi, tetapi masalah baru karena kecerobohan dalam memilah yang mana masalah dan yang mana gejala. Dan untuk mengetahui inti permasalahan, data dan informasi menjadi hal terpenting yang dimiliki sebelum membedah masalah dengan teori-teori yang dipaparkan oleh para ahli.

Bagaimana jika kita tidak tahu inti permasalahannya? Besarkanlah hati untuk mengakui ketidaktahuan. Inilah yang perlu dimiliki seorang pendidik. Ketidaktahuan selamanya bukanlah sebuah kebodohan. Ketidaktahuan dapat menjadi tanda profesionalitas yang tinggi. Tidak semua orang memahami itu.

Salam hormat saya untuk anda, Prof. Ferdinand D. Saragih. Anda bukan guru biasa! Semoga bisa bertemu kembali di semester depan.


Jangan tanya saya yang mana karena saya yang mengambil gambar. Haha.


Jakarta, 25 Juli 2017



~Alza

Jumat, 07 Juli 2017

Social and Economic Impact of Indofood

Juli 07, 2017 Posted by Salam Fadillah Alzah , , , , 1 comment
Profil Indofood

Indofood adalah sebuah perusahaan yang pertama kali berdiri di tahun 1900 dan bergerak dibidang makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Pritolay Netherlands Holding BV, perusahaan afiliasi PepsiCo Inc. (Annual Report; 2016) Perlahan tapi pasti, Indofood berubah menjadi perusahaan raksasa dengan unit-unit bisnisnya, yaitu Consumer Brand Product, Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi (Indofood.com ; 2016). Masing-masing bertanggung jawab dalam mata rantai produksi perusahaan.





Visi Indofood adalah Perusahaan Total Food Solutions, dengan misi memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan, senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi kami, memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan, dan meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan. (indofood.com; 2016). Jika dicermati, visi dan misi Indofood saling terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam ranah Corporate Citizenship, tingkatan pertama, yakni kokoh secara ekonomi telah berhasil ditetapkan dan dibuktikan oleh Indofood. Adapun pada tingkat legal dan etis, penulis akan jelas pada bagian selanjutnya.

Kepedulian Terhadap Lingkungan

Lingkungan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia yang harus dijaga oleh generasi masa kini agar dapat dimanfaatkan oleh generasi-generasi selanjutnya. Namun, adanya tukar menukar kebutuhan antara satu individu dengan individu lain atau antar satu kelompok dengan kelompok yang lain dibeberapa kondisi memaksa lahirnya dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan jika tidak dikontrol dengan baik, bertanggung jawab, dan berkesinambungan.


Eksternalitas akan selalu ada dalam tukar menukar kebutuhan

Private sector adalah sektor yang paling banyak memanfaatkan lingkungan untuk pencapaian profit. Jika tidak diatur sedemikian rupa oleh pemerintah dan tidak mendapatkan tekanan dari masyarakat, eksternalitas negatif yang dihasilkan private sector tidak dapat dikendalikan. Dunia internasional kemudian menyadari hal tersebut lalu dibuatlah berbagai standar untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Di Indonesia, Indofood adalah salah satu bisnis yang sangat besar, menguasai hulu hingga hilir bisnis, serta menjadi bisnis yang terkuat dibidangnya. Indofood memiliki grup bisnis yang terdiri dari Bogasari, Indoagri, Produk Konsumen Bermerek, dan Distribusi.

Sebagai salah satu raksasa bisnis di Indonesia, apa saja yang dilakukan Indofood dalam menjaga lingkungan? Indofood telah memiliki manajemen lingkungan yang berkelanjutan. Manajemen lingkungan tersebut diantaranya adalah praktik perkebunan yang berkelanjutan. Indofood berusaha mengurangi pemakaian paraquat secara bertahap, mencari bahan herbisida alternative dan mengambil manfaat dari produk-produk yang mengandung potassium tinggi untuk menggantikan pupuk kimia.

Indofood juga berkontribusi pada lingkungan dengan penanaman pohon yang berkesinambungan dengan bekerja sama dengan WWF (World Wildlife Fund) Indonesia menanam 4000 pohon untuk membantu menyelamatkan daerah aliran sungai yang kritis di daerah Brantas.

Tak hanya itu, Indofood, secara khusus Bogasari, menerapkan penggunaan kemasan yang ramah lingkungan dengan menerapan penggunaan polypropylene degreable 25 kg yang dapat didaur ulang.

Indofood dan grup bisnisnya telah berusaha memperhatikan lingkungan. Keseriusan Indofood dalam memperhatikan lingkungan terbukti dengan sertifikasi yang didapatkan, yaitu:

  1. ISO 14001:2004;
  2. SMK3 (Occupational Health and Safety Management);
  3. HACCP ISO 22000:2005 ;
  4. OHSAS 18001:2007 ;
  5. ISO 17025:2008 ;
  6. SNI;
  7. Halal;
  8. GMP (Good Manufacturing);
  9. ISO 9001:2008 ;
  10. Proper (Performance Rating in Relation to Environmental Management);
  11. AIB International Consolidated Standards for Food Safety.

www.indofood.com

Tak hanya sertifikat-sertifikat diatas, Indofood juga mendapatkan berbagai jenis penghargaan untuk perusahaan dan operation units dari Indofood. Indofood selaku private sector telah berkontribusi positif terhadap lingkungan dan dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat, yang dibuktikan melalui berbagai macam penghargaan dan sertifikat dari lembaga pemerintah maupun swasta.

Sektor bisnis di era sekarang tidak dapat bergerak sekeinginannya, yakni demi pencapaian profit yang besar, lingkungan dan masyarakat mendapatkan dampak negatif dari kerakusannya terhadap sumber daya alam.

Untuk apa Indofood memperhatikan lingkungan sekitar dalam produksinya? Jika kita berpikir jangka pendek dan pesimis, mengeluarkan uang untuk lingkungan yang efeknya tidak dapat dilihat secara jelas oleh perusahaan adalah sesuatu yang sia-sia. Butuh metode tertentu untuk mengukur pencapaian-pencapaian yang bersifat intangible ini dan tentu akan mengeluarkan biaya yang lebih. Sudah dimaklumi bahwa dalam kacamata bisnis, salah satu cara untuk memperoleh keuntungan adalah dengan menekan biaya.

Hal yang mafhum dalam ranah bisnis,  salah satu cara meraup keuntungan adalah dengan menekan biaya

Namun, Indofood tetap berusaha dan membuktikan dirinya sebagai peruusahaan yang bertanggung jawab pada lingkungan, dan perlahan akan memberikan dampak positif terhadap Indofood secara langsung ataupun tidak langsung. Setidaknya ada empat poin yang dapat kita lihat sebagai keuntungan yang akan diterima Indofood dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pertama, kerja sama antar stakeholder yang semakin kuat. Dalam produksinya, private sector tidak dapat berjalan sendiri. Banyak stakeholder lain yang saling terhubung dalam berbagai kepentingan. Perusahaan yang memperhatikan lingkungan akan memberikan reaksi positif dari pemerintah selaku penengah dan pengatur antara private sector dan masyarakat sekitar. Semakin peduli terhadap lingkungan, semakin meningkatkan kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan tersebut dalam setiap produksinya. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat dan pemerintah setempat terhadap perusahaan tersebut juga akan mengurangi konflik yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat.


Kepercayaan dapat mengurangi gesekan diantara stakeholder

Kedua, reputasi perusahaan dimata konsumen maupun investor. Perusahaan yang peduli terhadap lingkungan memiiliki nilai positif. Bagi konsumen, perusahaan yang peduli terhadap lingkungan adalah perusahaan yng bertanggung jawab dan dapat dengan bijaksana dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya sekitar, dengan tidak mementingkan diri sendiri. Adapun bagi invetor, perusahaan yang peduli terhadap lingkungan memiliki resiko bisnis yang rendah karena telah dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat. Investor tidak ragu ketika menanamkan sahamnya diperusahaan yang ramah lingkungan karena perusahaan tersebut didukung oleh stakeholder lainnya.


Reputasi adalah salah satu aspek terpenting bagi investor

Ketiga, dalam dunia persaingan, setiap perusahaan harus memiliki nilai lebih untuk menjadi keunggulan tersendiri. Jika keunggulan tidak didapatkan dari produk, maka keunggulan dapat dicapai dari bagaimana cara perusahaan tersebut melakukan produksi yang ramah lingkungan.

Setiap perusahaan harus memiliki nilai lebih

Indofood telah berusaha menjaga lingkungan dengan baik. Dengan asumsi dasar, semakin peduli terhadap lingkungan maka meningkat pula kepercayaan para pemangku kepentingan yang memberi dampak positif berupa keuntungan atau profit yang diperoleh Indofood dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Berikut grafik keuangan Indofood dari Annual Report Tahun 2016.

Gambar 1 Grafik Kinerja Keuangan Indofood

Dari grafik tersebut kita dapat melihat fluktuasi yang terjadi dari tahun 2012 ke tahun 2016. Apa yang menjadi pengaruh utama penurunan di tahun 2015 dan peningkatan di tahun 2016? Penulis mencoba mencari penyebab tersebut dari laporan tahunan 2015 dan 2016.

Penurunan pendapatan yang dialami Indofood pada tahun 2015 sejauh pengetahuan penulis terjadi karena fenomena El Nino yang mengganggu dan menggeser waktu tanam (Primadhyta; 2016). Pergeseran waktu hujan sebagai dampak dari El Nino menggeser waktu musim hujan yang otomatis juga akan menggeser waktu tanam. Waktu tanam yang bergeser akan mempengaruhi produktivitas dari setiap mata rantai unit operasi perusahaan. Unit bisnis yang paling terpengaruh oleh fenomena alam ini adalah unit agribisnis Indofood, yakni Indoagri.

Selanjutnya, peningkatan yang terjadi di tahun 2016 disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif. Sebagaimana yang disebutkan oleh Manuel V. Pangilinan dalam Annual Report Indofood Tahun 2016 bahwa pertumbuhan produk domestic bruto tahun 2016 mencapai 5.02% yang sedikit lebih baik dari tahun 2015, yakni sebesar 4.88%. Konsumsi rumah tangga didukung oleh tingkat kepercayaan konsumen. Hal ini bersamaan dengan rendahnya tingkat inflasi dan stabilnya nilai rupiah. Tak hanya kondisi perekonomian dalam negeri, kondisi ekonomi dan politik luar negeri juga mempengaruhi pendapatan Indofood. Selain itu, nilai saham Indofood juga cenderung stabil dari tahun ke tahun (Annual Report: 2016).

Lalu dimana hubungan antara perhatian lingkungan dan pengaruhnya terhadap ekonomi Indofood? Setidaknya ada dua analisis yang penulis bangun dari keterbatasan data dan informasi yang penulis himpun.


www.fotolia.com

Pertama, dengan memperhatikan lingkungan, stakeholder telah percaya kepada Indofood sehingga mereka tidak ragu dan tetap menjadi konsumen Indofood. Nilai saham Indofood pun cenderung stabil dari tahun ke tahun.

Kesimpulan yang penulis tarik sesuai dengan hasil penelitian Wayan Sanjaya yang meneliti tentang pengaruh kualitas produk dan reputasi merek terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen mie instan, secara khusus PT Indofood di Denpasar. Hasilnya adalah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, reputasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Sanjaya; 2015). Reputasi merek adalah salah satu bagian terpenting dari Indofood yang selaras dengan apa yang telah dilakukan Indofood dalam menjaga lingkungan dan menghasilkan kepercayaan dari pemerintah maupun masyarakat.

Tidak hanya penelitian Sanjaya, penelitian Zera Harahap, Agus Supandi S, Jopie J. Rotinsulu yang meneliti tentang citra merek, ekuitas merek, dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen pada produk Indomie di Kecamatan Malalayang 1 Barat Manado juga menunjukkan hal yang sama bahwa secara simultan citra merek, ekuitas merek, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Harahap: 2014).


www.reputationinstitute.com

Kedua, konflik antar stakeholder dapat ditekan karena program Indofood yang berusaha sustain dalam menjaga lingkungan. Dengan rendahnya konflik antara stakeholder, Indofood dapat lebih fokus dalam pencapaian profit tanpa adanya gesekan yang fatal dengan para stakeholder. Sejauh pengamatan penulis, Indofood tidak mengalami masalah dengan stakeholder lainnya, kecuali karena masalah deforestasi dan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan (Greenpeace; 2016). Masalah ini telah diangkat oleh Greenpeace, akan tetapi tidak menjadi masalah yang fatal yang mengganggu keberlangsungan Indofood dalam mencapai profit agar dapat bertahan dalam persaingan.

Isu kerusakan lingkungan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan akibat dari produksi Indofood, secara khusus Indoagri yang menjadi unit bisnis Indofood, menjadi perhatian besar dari Greenpeace. Untuk menekan isu tersebut, Indofood terus membuktikan diri dengan pencapaian-pencapaian prestasi yang diberikan oleh lembaga pemerintah hingga swasta. Ini menunjukkan keseriusan Indofood mengikuti alur main pemerintah atau bermain aman dalam ranah legalitas.

Apakah Indofood etis dalam aktivitas bisnisnya? Penulis mengambil sikap, jika dilihat dalam skala umum, Indofood telah cukup etis. Namun, dalam skala khusus, Indofood belum etis dalam produksinya. Kasus deforestasi dan kebakaran hutan di Sumatera disentuh oleh CSR dari Indofood. CSR Indofood lebih banyak dilakukan di wilayah Jawa.

__________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Indofood. 2016. Annual Report; Limitless Boundaries, Pursuing Possibilities. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Jakarta.

Indofood. 2015. Annual Report; Embracing Challenges Capturing Opportunities. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Jakarta.

Indofood.com

Greenpeace. 2016. Kejahatan Perdagangan; Biaya Kemanusiaan dan Lingkungan di Rantai Pasok IOI. Greenpeace International. Netherlands.

Harahap, Zera, Agus Supandi S, Jopie J. Rotinsulu. 2014. Citra Merek, Ekuitas Merek, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Produk Indomie Dikecamatan Malalayang 1 Barat Manado. Diakses 30 Mei 2017. (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4423).

Primadhyta, Safira. 2015. Dampak El Nino Sudah Diperhitungkan Pemerintah. Dilihat 30 Mei 2017, http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150807063024-92-70607/dampak-el-nino-sudah-diperhitungkan-pemerintah/.

Sanjaya, Wayan. 2015. Pengaruh Kualitas Produk dan Reputasi Merek terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Mie Instan (PT Indofood CBP Sukses Makmur di Denpasar). Universitas Udayana; Bali.

Mendung di Langit Rumah

Juli 07, 2017 Posted by Salam Fadillah Alzah , , , No comments
Rumah tangga laksana perahu, semua ingin menuju surga-Nya dengan saling bahu membahu. Bila nahkodanya kacau, hancurlah seisi perahu, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla untuk selamat dalam kondisi yang tak menentu.

Sebagaimana yang dilansir di beritasatu.com[1], kenakalan remaja meningkat dari tahun ke tahun. Lelah pula mata melihat di media massa dan elektronik berbagai kekacauan akibat ulah dari remaja-remaja tanggung. Kira-kira apa yang salah dengan remaja masa kini? Kurangnya peran keluarga sepertinya menjadi salah satu penyebab paling vital. Keluargalah yang menjadi tumpuan pertama. Jika keluarga nihil peran, kemana mencari perlindungan dan kenyamanan? Lalu apa esensi sebuah bangunan yang bernama “rumah”? Atau predikat “ayah” dan “ibu” hanya formalitas?


Apakah esensi sebuah bangunan bernama rumah? Atau predikat ayah dan ibu hanya formalitas?

Diantara buku yang saya senangi dan rekomendasikan kepada teman-teman untuk menjawab tantangan yang dihadapi rumah tangga masa kini adalah “Mendung di Langit Rumah” karya Syaikh Nashir bin Sulaiman al-Umar –hafizhahullah-[2].


Syaikh Nashir ibn Sulaiman Al-Umar
Sumber: www.arrahmah.com

Buku ini membahas metode, berbagai macam permasalahan, hingga solusi-solusi kongkrit yang dapat diambil, baik dalam fase awal hingga ketika rumah tangga berada dalam masa-masa kritis. Buku ini di bagi dalam beberapa bab yang terdiri dari "Prinsip-prinsip Pendidikan Anak", "Perhatian Khusus kepada Anak Perempuan", dan "Berbakti kepada Orang Tua".

Bahasa dan penyampaiannya ringan untuk disimak dan dicerna, dengan kisah-kisah yang dialami dan didengarkan oleh Syaikh Nashir Al-Umar, disertai tadabbur ayat dan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


***

Apa yang paling menarik bagi saya dalam buku ini? Yang paling menarik ada pada bagian pembahasan tentang doa dan pengaruhnya terhadap masalah rumah tangga yang dihadapi. Doa menjadi menarik karena saya belum menikah (mohon, ini bukan promosi). Menjadi kesempatan diri memperbanyak doa dan memperbaiki diri guna persiapan dunia pernikahan dengan segala lika-likunya.

Mengapa harus mulai memperbanyak doa? Kita tidak tahu doa mana yang Allah kabulkan. Jika memang belum dikabulkan di dunia, mungkin Allah sengaja menjadikan doa kita berupa investasi pahala pemberat timbangan di Hari Perhitungan nanti. Itulah yang paling kita butuhkan.

Mengapa harus mempersiapkan diri sejak dini? Kita tidak bisa serta merta mengatakan, “nantilah saja, toh naluri orang tua akan keluar sendiri ketika berumah tangga.” Berat hati menyepakati statement ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Muhammad ibn Ismail Al-Bukhari –rahimahullah-, “berilmu sebelum berkata dan beramal”[3]. Rumah tangga seperti fase hidup yang baru, butuh persiapan serius untuk menghadapinya. Dan, menjadi hak bagi anak jauh sebelum ia lahir adalah mendapatkan orang tua yang baik, serta shalih dan shalihah. Semoga Allah memberi taufik-Nya kepada kita istiqomah dalam kebaikan.

Hak anak jauh sebelum ia lahir adalah mendapatkan orang tua yang shalih(ah)

Doa benar-benar memberi pengaruh dalam kehidupan kita. Entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Untuk jangka panjang misalnya, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam yang meminta agar keturunannya menjadi orang-orang yang shalih[4]. Allah kabulkan dengan menjadikan Ishaq dan Ismail ‘Alaihimassalaam, serta banyak keturunan dari Nabi Ishaq adalah para Nabi dan Rasul, dan Rasulullah Muhammad Shollallahu 'Alaihi wa Sallam adalah keturunan Nabi Ismail 'Alaihissalaam, sehingga Ibrahim 'Alaihissalaam menjadi “Bapak Para Nabi”.

Contoh lain seperti dalam surah Al Kahfi [5] yang menuturkan perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir ‘Alaihimassalaam yang memperbaiki dinding rumah anak yatim. Dalam penggalan ayat tersebut, Allah berfirman;


“… dan ayahnya seorang yang shalih…”


Syaikh Nashir Al-Umar menyebutkan bahwa sebagian ulama menyebutkan makna” ayah” pada ayat tersebut adalah kakek yang ketujuh, sebagian lagi berkata maksud kata “ayah” pada ayat tersebut adalah ayah kandung mereka. Terlepas dari perbedaan ini, kita dapat melihat dan menilai bahwa doa mampu memberi pengaruh untuk orang-orang disekitar kita, entah yang ada sekarang atau yang akan datang disaat kita telah tiada.

Untuk yang belum menikah (nunjuk diri sendiri dan para jomblowan jomblowati), perlu kiranya mempersiapkan diri sedini dan sesegera mungkin. Rumah tangga dengan segala bahagia dan nelangsanya butuh ilmu untuk dihadapi agar mendapatkan ridha-Nya, untuk menyejajarkan langkah menuju jannah-Nya.

Sedari awal berdoa kepada Allah dengan doa yang masyhur dalam surah Al-Furqan ayat 74:



رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا



(Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa)


Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.[6]


Untuk yang sudah menikah, buku ini sangat baik untuk dibaca karena pelajarannya yang begitu membumi. Solusi yang diberikan sangat to-the-point dan insyaAllah mudah dipahami. Tidak ada kata terlambat dalam belajar.

Semoga Allah menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang dirindukan, yang disanjung dan dicinta, mengingat sulitnya mewujudkan “Rumahku Surgaku” di zaman yang semakin bobrok ini. Semoga Allah merahmati kita semua.

Wallahu a’lam.
Jakarta, 07 Juli 2017




~Alza
__________________
[1] http://www.beritasatu.com/megapolitan/89874-polda-metro-kenakalan-remaja-meningkat-pesat-perkosaan-menurun.html
[2] Biografi Syaikh Nashir ibn Sulaiman Al-Umar, https://www.arrahmah.com/2013/06/01/mengenal-lebih-dekat-sosok-syaikh-prof-dr-nashir-ibn-sulaiman-al-umar/
[3] Imam Muhammad ibn Ismail Al-Bukhari yang lebih dengan nama Imam Bukhari dan kitab beliau yang terkenal Shahih Bukhari. Kalimat “Berilmu sebelum berkata dan beramal” menjadi judul di Shahih Bukhari.
[4] Al Baqoroh ayat 124, Allah berfirman:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.”
[5] Al-Kahfi ayat 82, Allah berfirman:
“Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.”
[6] Doa-doa lain dapat dilihat di https://rumaysho.com/1752-doa-meminta-anak-yang-sholeh.html