"Tak perlu berlebihan. Yang pertengahan saja. Yang sederhana saja"

Rabu, 19 Agustus 2015

Robi' ibn Khutsaim ...

Agustus 19, 2015 Posted by Salam Fadillah Alzah No comments
Beliau adalah orang yang sangat khusyuk kepada Allah, ahli wara’, selalu mengoreksi perbuatan dosa, tunduk kepada Allah, dan beliau adalah seorang ahli ibadah dan zuhud. Abdullah ibn Mas’ud pernah berkata , “Wahai Abu Yazid, seandainya Rasulullah melihatmu, niscaya ia akan mencintaimu. Setiap kali aku melihatmu, selalu tergambar di benak saya pribadi orang-orang yang khusyuk.”

Beliau adalah orang yang penyabar dan yang selalu mengintrospeksi diri. Beliau adalah orang yang mudah tersentuh dan lunak hatinya. Ibrahim at-Taimi berkata, “seorang teman beliau yang telah bergaul selama 20 tahun mengatakan kepadaku bahwa Robi’ ibn Khutsaim selama dua puluh tahun tak pernah mengucapkan satu kalimatpun kecuali kalimat itu mengingatkan kepada Allah. Dan beliau selama itu juga tidak pernah mendengar suatu ucapakan kotor.”

Sering sekali ibunya terbangun di tengah malam dan melihat dia masih berada dimihrabnya dalam keadaan bermunajat kepada Allah dan tenggelam dalam kekhusyukan sholatnya. Sampai ibunya memanggilnya , ketika ibunya bertanya kepadanya: “Mengapa kamu tidak tidur?” Jawabnya, “bagaimana aku bisa tidur, sementara malam telah makin larut dan musuhkusenantiasa mengintaiku.” Kata ibunya, “ siapakah musuhmu itu anakku?”, jawab Robi’, “Maut wahai ibu.”

Setiap malam suara tangisnya makin memilukan, pagi dan siang haripun ia sering berlinangan air mata. Sampai-sampai ibunya menjadi bingung dan bertanya, “Anakku sayang , apakah engkau pernah berbuat dosa besar?” jawab Robi’, “Aku telah membunuh orang wahai ibu.” Kata ibunya, “Ya Robb! Kalau begitu segeralah minta maaf dan kita mohonkan untuk bisa membayar diyat kepada keluarganya.” Jawab Robi’;

"Wahai ibu, aku telah membunuh diriku sendiri dan membunuhnya dengan dosa-dosaku, itu sebabnya aku menangis.”

Putri Robi’ ibn Khutsaim berkata, “Wahai ayah, mengapa selalu terjaga? Padahal orang-orang sedang asyik tidur?” Robi’ menjawab, “Sesungguhnya neraka Jahannam terbayang dimataku. Ayahmu tidak dapat tidur karena takut neraka.”

Dari Abu Wail berkata, “Suatu kali kami pergi bersama dengan Abdullah ibn Mas’ud dan Robi’ ibn Khutsaim. Mereka berdua melihat tukang besi. Mereka berdua melihat besi yang sedang menyala dan ditempa. Lalu ibn Mas’ud melanjutkan ke tempat lain. Sampai ditepian sungai Eufrat. Ditepian sungai yang membelah kota Baghdad itu, mereka bertemu dengan seorang pandai besi yang mengerjakan pembuatan perkakas. Saat melihat api yang menyala-nyala itu, Abdullah ibn Mas’ud membacakan ayat al-Qur’an:

“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan, apabila mereka dilemparkan ketempat yang sempit di neraka itu dengan terbelenggu, mereka disana mengharapkan kebinasaan” ( al-Furqoon: 12-13)

Saat itu, tiba-tiba Rabi’ ibn Khutsaim pingsan, dan digotong kerumahnya. Abdullah ibn Mas’ud menunggui sampai dhuhur, belum juga siuman. Sampai ashar, belum juga siuman. Maghrib, belum juga siuman. Baru sesudah itu, Robi’ siuman, kemudian Abdullah ibn Mas’ud meninggalkannya.

Ar-Robi’ berkata, “perbanyaklah mengingat kematian, yaitu sesuatu yang tidak pernah kalian rasakan sebelumnya.” Ketika ajal hendak menjemput beliau, putrinya menangis sehingga ar-Robi’ ibn Khutsaim berkata, “Wahai putri ku kenapa engkau menangis? Katakanlah telah datang kebaikan kepadamu wahai ayahku.”

0 komentar:

Posting Komentar