"Tak perlu berlebihan. Yang pertengahan saja. Yang sederhana saja"

Selasa, 25 Juli 2017

Ketidaktahuan dan Sebuah Profesionalisme

Juli 25, 2017 Posted by Salam Fadillah Alzah , , , No comments
Apakah anda pernah ditanya tentang sesuatu, tetapi anda tidak mengetahui jawabannya? Karena khawatir dengan reputasi diri, anda menjawab sekenanya, sementara anda tidak punya cukup bukti untuk menguatkan statement anda.

Di suatu sesi kuliah, salah satu teman saya bertanya tentang masalah di dunia marketing industri otomotif, lalu meminta tanggapan konstruktif dari beliau. Dosen khidmat mendengarkan lalu terdiam, tertunduk beberapa detik kemudian berkata;

“Saya tidak berani menjawab, saya tidak punya data tentang itu. Saya tidak tahu.”

Saya tersentak dengan jawaban, “Saya tidak tahu”. Sepintas bagi yang tidak mengerti akan memberi komentar, “Dosen payah, segitu saja gak bisa jawab.” Keberanian beliau yang berkata, “saya tidak tahu”, adalah sebuah profesionalitas yang begitu tinggi. Butuh kebesaran jiwa untuk mengakui ketidaktahuan. Padahal, jika seandainya beliau mengeluarkan teori-teori lalu dicocok-cocokkan dengan fakta umum untuk menghukumi masalah khusus, kita bisa saja percaya.

Ada tanggung jawab yang beliau pikul sebagai pendidik. Sekalipun beliau hafal berbagai hukum, teori, hingga asumsi dari penelitian-penelitian dan segudang pengalamannya, beliau tetap memilih tidak menjawab kasus tersebut karena beliau tidak punya data dan informasi.

Dosen yang saya maksud dalam tulisan ini bukanlah dosen biasa. Beliau adalah Prof. Dr. Ferdinand Dehoutman Saragih, MA. Beliau adalah Ketua Dewan Guru Besar di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga menjadi Guru Besar Luar Biasa di Universitas Brunei Darussalaam dan National University of Singapore.


Karena beliau, sekelas kami menjadi semakin berhati-hati menjawab pertanyaan dari teman-teman. Ada satu kalimat yang sering beliau sampaikan ketika membawakan materi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan strategi bisnis, terus terngiang-ngiang di kepala kami;

“Don’t explain anything if you don’t have the data !”

Ingatlah baik-baik kawan, teori yang kita pelajari adalah alat untuk membedah. Setiap masalah memiliki alat bedah masing-masing. Jika alat bedah yang digunakan salah, maka yang ditemukan bukanlah solusi, tetapi masalah baru karena kecerobohan dalam memilah yang mana masalah dan yang mana gejala. Dan untuk mengetahui inti permasalahan, data dan informasi menjadi hal terpenting yang dimiliki sebelum membedah masalah dengan teori-teori yang dipaparkan oleh para ahli.

Bagaimana jika kita tidak tahu inti permasalahannya? Besarkanlah hati untuk mengakui ketidaktahuan. Inilah yang perlu dimiliki seorang pendidik. Ketidaktahuan selamanya bukanlah sebuah kebodohan. Ketidaktahuan dapat menjadi tanda profesionalitas yang tinggi. Tidak semua orang memahami itu.

Salam hormat saya untuk anda, Prof. Ferdinand D. Saragih. Anda bukan guru biasa! Semoga bisa bertemu kembali di semester depan.


Jangan tanya saya yang mana karena saya yang mengambil gambar. Haha.


Jakarta, 25 Juli 2017



~Alza

0 komentar:

Posting Komentar